-->
Monday, September 25, 2006
Tiens Group Celebration 2006 Jakarta

Susah menerangkan dengan kata-kata, saking heboh dan meriahnya acara yang dipandu MC Farhan dan Cut Mini, pembagian Reward bagi mitra kerja Tianshi dari seluruh dunia dibagikan disini, dihibur oleh artis-artis top ibukota diantaranya 3 diva, Titi DJ, Ruth Sahanaya dan Kris Dayanti yang memukau hadirin di Gelora Bung Karno senayan Jakarta.

Agar lebih jelas lebih baik nikmati liputan dari Jawa Pos berikut ini :

Dari Acara 2006 Tiens Celebration Di Jakarta

Hadiah 40 BMW sampai Atraksi Tari dari Rusia. Pertemuan para distributor Tianshi di Jakarta pekan lalu mencatat rekor jumlah peserta. Bukti bahwa bisnis Network Marketing (NM) masih sangat prospektif? Nostal N. Saputri, Jakarta

STADION Gelora Bung Karno di kawasan Senayan Sabtu lalu dipadati ribuan pengunjung. Mereka tampak bergerombol di pintu-pintu masuk I sampai XII. Sambil membawa bendera kecil dan memakai kaus putih bertuliskan "Together We Share", delegasi yang mengusung spanduk tim Tiens Jatim, Tiens Jabar, dan lain-lain itu tampak antusias masuk ke stadion terbesar di Indonesia itu.

Mereka para suporter dari sebuah kompetisi sepak bola? Bukan. Ribuan orang itu sedang memeriahkan pesta ulang tahun ke-11 Tianshi (Tiens) dan konvensi Internasional Tianshi, salah satu Network Marketing yang berkembang pesat di Indonesia.

Seperti yang disaksikan Jawa Pos saat masuk lokasi lewat pintu VI, hampir semua bangku di tempat itu terisi penuh. Mereka antusias mengikuti acara demi acara. Even dibuka dengan pemberian reward secara simbolis kepada 40 leader Tianshi. Masing-masing mendapat hadiah berupa BMW seri terbaru.

Keempat puluh pemenang itu adalah para leader yang menyandang bintang delapan dan gold lion. Selang setengah jam kemudian tokoh yang paling ditunggu oleh para distributor Tiens itu datang. Mr Li Jin Yuan muncul dengan sebuah helikopter milik Tiens Group. Setelah berputar selama kurang lebih tiga menit di atas stadion Bung Karno, heli yang membawa bos Tiens Group dari Tiongkok itu mendarat di helipad yang dipasang di pinggir lapangan. Ratusan tamu Tianshi yang duduk di kursi VIP langsung berebut menyalami dan memfoto pria paro baya itu.

Dengan mengendarai BMW kap terbuka, Mr Li masuk panggung sambil melambaikan tangan ke arah penonton. Puluhan anggota marching band berkostum merah berparade. Begitu Mr Li sampai di tempat yang telah ditentukan, ia disuguhi atraksi tari kontemporer dari Batavia Dancers. Setelah itu dstributor tianshi Indonesia dan Rusia menyuguhkan atraksi tari dan paduan suara. Dari layar besar yang dipasang di samping kiri dan kanan panggung, tampak wajah Mr Li tersenyum. Ia pun kelihatan serius memperhatikan suguhan-suguhan itu.Usai atraksi, Mr Li naik ke panggung. Ia menyatakan kebanggaannya bisa hadir di tengah-tengah para mitranya yang luar biasa. "Usaha Tianshi tidak akan bisa berkembang tanpa kerja sama dan usaha keras semua mitra Tianshi," katanya dalam pidatonya yang dibawakan dalam Bahasa Mandarin.

Sesaat kemudian ketua grup Tiens internasional itu beranjak ke tempat obor raksasa yang ada di pinggir lapangan bola dan menyulutnya. Obor itu adalah tanda dimulainya babak baru bagi mitra Tiens lain agar mereka tetap bersemangat melakukan usahanya. Agar akhirnya dapat memperoleh BMW dan reward lainnya.
Penyulutan obor diikuti dengan penerbangan sebuah balon udara berbentuk pesawat terbang kecil. Sontak seluruh penonton yang juga distributor Tianshi bersorak-sorai sambil melambaikan senter kecil. Bahkan, tak sedikit penonton yang bersorak sambil berdiri di atas kursi mereka. Sebab, pesawat yang diterbangkan itu adalah sebuah contoh reward lain yang diberikan selain kapal pesiar (yacht) dan vila.

Sambil menerbangkan balon pesawat itu, panitia juga memutar video pabrik Tianshi yang ada di Tiongkok serta beberapa testimoni orang-orang yang sukses di bisnis itu. Lagi-lagi, penonton bersorak sambil bertepuk tangan. Mimik mereka tampak kagum dan bahkan ada penonton di sebelah Jawa Pos yang spontan berkata, "Gila, kok bisa ya mereka seperti itu."Ungkapan seperti itu cukup wajar. Karena, testimoni yang ditampilkan di layar besar di tengah lapangan menggambarkan siapa mereka dulu. Orang-orang yang mulanya berada pada level menengah ke bawah, setelah bergabung dalam tianshi menjadi sukses dan kaya. BMW yang diberikan kepada mitra Tianshi Indonesia pada Jumat malam, misalnya, adalah salah satu contoh sukses yang bisa diraih dalam bisnis itu.

Dari rekaman video itu, penonton dapat melihat, ternyata hadiah BMW itu sifatnya global. Buktinya, ada mitra Tianshi Rusia dan Tiongkok yang juga mendapat hadiah serupa. Penonton semakin bersemangat saat di tengah-tengah acara panitia menyalakan kembang api. Warna merah dan kuning tampak gemerlap di sekeliling atap stadion. Suasana gegap gempita itu terus berlangsung hingga akhir acara.

Seorang wakil Muri (Musium Rekor Indonesia) mengumumkan acara itu masuk dalam rekornya. Alasannya, acara itu mampu menghadirkan anggota Network Marketing terbanyak, baik dari Indonesia maupun mancanegara. Jumlah yang hadir berkisar 200 ribuan orang dari 30 negara berbeda.

sumber: http://rodabisnis.blogspot.com/2006/09/tiens-group-celebration-2006-jakarta.html

Baca selengkapnya...
 
posted by bung dolf at 8:49 PM | Permalink | 2 comments
Monday, September 18, 2006
Bisnis Kesehatan jadi Primadona

Paradigma tentang distribusi kini berubah. Tak sekedar secara fisik, tapi juga menggunakan intelektual � edukasi � kepada konsumen. Dan bidang kesehatan jadi primadona. Inilah yang membuat NM (Network Marketing) health food kian gurih digeluti.

Ketika buku The Wellness Revolution: How to Make Fortune in The Next Trillion Dollars Industry diterbitkan, leader kondang Amway di Amerika Serikat, Dexter Yager, sontak kegirangan � Hey, inilah analisa dari seorang pakar ekonomi yang membuktikan bahwa bisnis kita memang diakui � jelas miliarder Amway di Paman Sam itu kepada seluruh jaringannya.

Jangan heran, bila buku yang ditulis Paul Zane Pilzer, menjadi bacaan wajib bagi pelaku NM, sama seperti halnya buku-buku kebebasan finansialnya Robert T. Kiyosaki. Cuma bedanya, Kiyosaki lebih menyoroti NM sebagai aspek bisnis, khususnya sebagai konsep bisnis menuju kuadran kanan, yang dicirikan uang bekerja pada orang (Anda).

Sedangkan Wellness Revolution, membeber distribusi sebagai lahan empuk bisnis, yang koceknya melebihi dari produsen (pembuat). Sekadar contoh, Paul menyebut Sam Walton, yang menjadi retailer terbesar lewat Walmart-nya di Amerika. Serikat. Atau Jeff Bezos, yang memperkenalkan pendistribusian produk berupa buku-buku melalui situs amazon.com.

Dalam bukunya, Paul menggulirkan empat pilihan dalam menggeluti bisnis. Pertama, disebutnya sebagai tenaga ahli. Di sini tentu dibekali dengan pendidikan yang tidak murah. Jadi harus melakukan investasi dalam bentuk sekolah yang menghabiskan waktu beberapa tahun. Tentunya, uang yang dikucurkan tidak sedikit. Makanya, kata Paul, tenaga ahli akan merasakan hasilnya beberapa tahun mendatang.

Kedua, sebagai produsen (Manufacture), mengambil bagian dalam membangun industri. Tentu, ini harus didukung investasi jutaan atau miliaran dolar untuk membangun pabrik, infrastruktur, hak paten, pengangkutan barang dan sebagainya.

Ketiga, sebagai penjual eceran. Tapi, tetap juga harus menyiapkan beberapa hal, seperti membayar lisensi, mampu bekerja tujuh hari seminggu, memiliki strategi iklan dan membayar sejumlah karyawan. Sebuah investasi yang jumlahnya tidak sedikit.

Keempat, dengan menjadi distributor. Paul menyebut, distributor adalah bagian rantai bisnis yang paling besar mendapatkan keuntungan, melebihi dari produsen (pembuatnya), seperti halnya Sam Walton (pemilik Wall Mart), Fred Smith (Fedex).

Cuma, distributor yang mereka tempuh, paradigmanya masih menggunakan pola-pola lama� hanya sekadar memindahkan produk ke tangan konsumen saja (secara fisik saja). Paul menambahnya dengan sebutan � intelektual � Contohnya, ya itu tadi, Jeff Bezos, yang dinilainya ahli sebagai pendistribusian secara intelektual.

Anda tidak sekadar membeli buku yang Anda inginkan, tapi juga dapat melihat cuplikan-cuplikan dari buku-buku lain. Atau mencari buku-buku lain yang berhubungan � jelas Paul kepada Home Business Magazine .

Sebelum buku The Wellness Revolution digulirkan, Paul pun mengupas pendistribusian secara fisik, dibeberkan dalam bukunya Unlimited Wealth � Sekarang, di masa yang mendatang, yang diperlukan adalah pendistribusian secara intelektual, yaitu mendidik konsumen tentang produk dan jasa yang dapat mereka tawarkan kepada orang lain � tambahnya. NM sebagai bagian dari distribusi, dinilainya merupakan distribusi intelektual.

Seorang network marketer mengirimkan barang layaknya sales, tapi mereka juga bersandar pada intelektual, karena mengajarkan dan mendidik bagaimana menjual produk kepada konsumen lain � urai Paul.


Kesehatan

Lantas, pertanyaannya, distribusi apa yang gurih ? Pria berkepala plontos ini menyebutnya kesehatan. Prediksi ini bukan tanpa dasar, karena ada generasi yang mampu menggerakkan ekonomi dunia, yakni Baby Boomer.

Baby Boomer, sebuah generasi yang belakangan menjadi penggerak, trendsetter gaya hidup yang mampu menjadi mesin penggerak ekonomi global. Mereka yang membuat industri property meledak, mereka yang membuat industri otomotif berkembang pesat. Baby boomer pula yang menggerakkan industri asuransi, computer dan internet.

Generasi Babby Boomer adalah sebuah generasi yang tidak lagi memikirkan bagaimana mencari uang. Mereka adalah generasi yang berada pada puncak penghasilan. Mampu mendapatkan lebih banyak uang, dan memiliki daya beli yang tinggi. Mereka pada tingkat produktifitas tinggi.

Sangat masuk akal, jika salah satu dekade mendatang, mereka diperkirakan akan menggerakkan industri kesehatan. Karena pada usia yang sangat produktif (37-55 tahun) mereka ingin lebih sehat ( feel healthier ), memperbaiki penampilan ( look better ), memperlambat penuaan ( slow down aging ), dan ingin mencegah berbagai macam penyakit ( prevent diseases ). Intinya mereka ingin merawat kesehatannya, mereka tidak rela penyakit mencuri usia produktifnya. Di Amerika jumlah mereka memang hanya 30% dari populasi, namun mampu memberikan sumbangan GNP ( Growth National Product ) sampai 50%.

Pada Tahun 70-an, dunia dikejutkan dengan Microwave. Tahun 80-an Industri Video meledak. Tahun 90-an Industri Computer dan Internet merambah dunia. Maka memasuki abad 21 ini, industri perawatan kesehatan ( welIness industry ) akan merajai dunia. Apalagi, tekanan persaingan dan tekanan pola makan, dan tekanan polusi semakin tinggi. Hasilnya, lihatlah beragam penyakit kini ditemui, seperti epidemi flu burung, anthrax dan sebagainya. ( majalah sukses Thn III � Edisi 35 � Januari 2006 )

sumber: http://net-workpower.com/news.php?e

Baca selengkapnya...
 
posted by bung dolf at 7:11 PM | Permalink | 2 comments
Monday, September 11, 2006
Tiens Segera Membuka Supermarket NM

Masihkah bisnis NM (Network Marketing) dianggap ‘ecek-ecek’?

Hari ini, Minggu 14 Mei 2006, Tiens Indonesia (PT. Singa Langit Jaya) memuat iklan lowongan kerja satu halaman penuh di harian terkemuka Kompas. Ini semakin menegaskan keinginan Mr. Li Jinyuan untuk terus meningkatkan dan mengembangkan Tiens Group di seluruh negara. Target Li Jinyuan memang tidak main-main, segera masuk Fortune 500. Keseriusan Tiens untuk terus masuk perusahaan kelas dunia dibuktikan dengan telah melisting sahamnya di bursa American Exchange (www.amex.com). Anda bisa mencarinya dengan quotes: TBV.

Mr. Li Jinyuan, pemilik Tiens Group, dalam satu kesempatan di Malaysia mengungkapkan rencana Tiens untuk membuka supermarket bagi para distributor dan member Tiens. Kemungkinan besar akan mirip dengan konsep retail Makro, yaitu dimana untuk berbelanja di supermarket tersebut diperlukan membership Tiens. Tentu saja, Tiens tidak hanya akan menjual produknya sendiri, tetapi juga melengkapi supermarket tersebut dengan produk-produk lainnya. Untuk itu Tiens akan membuka kemitraan dengan produsen produk-produk lainnya. Ini adalah satu kesempatan bisnis yang sangat besar. Saya membayangkan, jika kita memiliki jaringan katakanlah 10.000 orang, 25%-nya berbelanja di supermarket tersebut, cukup membeli satu produk senilai Rp 10.000,00, maka dapat dibayangkan berapa omset jaringan kita yang terjadi dalam satu bulan..? Rp 10.000,00 x 2500 x 30 Rp 750.000.000,00.

Di harian Kompas hari ini, sejumlah posisi yang ditawarkan adalah sebagai berikut:

* Direktur Supermarket = 2 orang
* Marketing Director = 10 orang
* Senior Trainer = 15 orang
* Customer Service Manager = 10 orang
* International Trading Manager = 3 orang
* Logistic Manager = 3 orang
* Manager Pembelian = 2 orang
* Staf Pembelian = 4 orang
* Kepala Editor = 1 orang
* Graphic Designer = 4 orang
* Penterjemah Bahasa Mandarin = 5 orang
* HRD Manager = 1 orang
* Recruitment Manager = 1 orang
* Scoring Manager = 1 orang
* IT Engineer = 3 orang
* System Administrator = 1 orang
* Computer Operator = 10 orang
* Public Relation Manager = 1 orang
* Accountant = 15 orang
* Production Manager = 3 orang
* Quality Manager = 3 orang
* Manager Pariwisata = 1 orang
* Supervisor Pariwisata = 3 orang
* Specialist Pariwisata = 1 orang

Anda berminat? Bisa mendatangi Kantor Pusat PT. Singa Langit Jaya
Gedung Merpati Airlines Lt. 12
Jl. Angkasa Blok B15 Kav.2-
Kemayoran, Jakarta Pusat, Indonesia
Bursa Kerja: 27 Mei 2006

sumber: http://eepinside.com/?p=13#more-13

Baca selengkapnya...
 
posted by bung dolf at 1:00 PM | Permalink | 2 comments
Monday, September 04, 2006
Tiens Pasang Iklan? Apakah Produknya Tidak Laku?

Kemarin sore kawan saya Kiki ngobrol dengan saya, katanya salah satu orang dalam jaringannya bertanya: “Loh kok Tiens sekarang pasang iklan di televisi? Produknya tidak laku ya..?” Saya tertawa cukup keras, dan kawan saya pun Kiki jadi turut tertawa.

Saya tertawa, karena saya beberapa kali tawarkan NM (Network Marketing) Tiens ini kepada orang-orang yang saya kenal, banyak di antara mereka yang berkomentar, NM itu adalah jalan yang ditempuh oleh perusahaan karena produknya tidak laku. Supaya laku maka mereka memasarkan produknya lewat NM dan biasanya tidak memasang iklan atau buka toko misalnya. Jadi kalau Tiens memasarkan produknya dengan cara NM, berarti produk Tiens itu tidak laku dipasaran biasa. Nah yang membuat saya tertawa lebih keras, sekarang ada pertanyaan yang terbalik, Tiens kok pasang iklan di televisi, produknya tidak laku ya..? Hahahahahaha…

Sejak awal berdiri sampai sekarang, Tiens adalah murni perusahaan yang dominan bergerak di farmasi. Di Amerika, Tiens/Tianshi dikenal dengan Tiens Biotech Company, (info lain klik sini). Sampai tahun 1995, Tiens memasarkan produknya dengan model distribusi pada umumnya, yaitu dari pabrik, wholesaler, dst sampai di tangan konsumen via apotik dan toko obat. Omset Tiens pada tahun 1995 tersebut mencapai Rp 640 milyar.

Pada tahun 1995, founder Tiens, Li Jinyuan bertemu dengan Michael Sheffield, konsultan yang bergerak dibidang Direct Selling, yang juga sempat menjabat sebagai ketua WFDSA (World Federation Direct Sales Association), lembaga yang menaungi NM dunia. Hasil pertemuan tersebut membuat Li Jinyuan tertarik untuk mencoba memasarkan produknya dengan cara NM. Uji coba selama dua tahun, menunjukkan omset Tiens naik menjadi Rp 2,12 triliun pada tahun 1997. Sejak saat itu, Tiens secara resmi menggunakan model NM sebagai bagian dari cara distribusinya.

Meskipun demikian, untuk beberapa produk dan jasa lainnya, Tiens juga masih tetap menggunakan cara pemasaran non NM. Tiens adalah perusahaan multinasional dengan bidang usaha meliputi bidang farmasi, memiliki beberapa rumah sakit, membuka universitas, bergerak juga di bidang jasa keuangan, properti, transportasi dan tourism, tetapi main business mereka adalah di bidang kesehatan.

Jadi bagi Tiens, NM adalah hanya bagian dari cara distrubusi mereka. Dan memasang iklan di televisi pun adalah sesuatu hal yang biasa Tiens lakukan. Tidak ada kaitannya dengan produknya laku atau tidak laku. Kalau anda lihat di Indonesia mungkin sangat jarang perusahaan NM yang pasang iklan di televisi, pasang billboard ukuran besar dimana-mana, atau terlibat terang-terangan mensponsori event-event. Ini tidak demikian dengan Tiens.

Tidak ada yang aneh dengan Tiens memasang iklan di televisi, pasang billboard, dan media advertising lainnya. Tiens sama seperti perusahaan-perusahaan besar dunia lainnya seperti Nike, IBM, Microsoft. Sama-sama suka pasang advertising dan sama-sama bukan perusahaan NM :) . NM bagi Tiens hanya salah satu cara distribusi saja. Tidak ada yang istimewa. Anda tidak suka NM Tiens pun, Tiens tetap berjalan dan bertumbuh :D .

Saya ada klip tv commercial Tiens di China, tapi tidak tahu ada dimana disimpannya. Nanti kalau sudah ditemukan, saya akan podcast untuk anda semua. Kalau yang di Indonesia, anda lihat saja di televisi Indonesia. Hehehehe..

sumber: http://eepinside.com/?p=161

Baca selengkapnya...
 
posted by bung dolf at 2:43 PM | Permalink | 1 comments
Health & Wealth
Menyehatkan Umat Manusia
Melayani Masyarakat